Bayangan di Rumah Tua

Bayangan di Rumah Tua

Bayangan di Rumah Tua (Tema Horor)


Di sebuah kota kecil yang terlupakan oleh waktu, berdiri sebuah rumah tua yang sudah lama ditinggal. Rumah itu dikenal oleh penduduk setempat sebagai tempat terkutuk, dan banyak yang menghindarinya. Namun, rasa penasaran mendorong David, seorang penulis cerita horor, untuk menjelajahi tempat itu dan mencari inspirasi.

David tiba di rumah tua itu pada sore hari, saat matahari mulai terbenam. Rumah itu tampak suram dengan jendela-jendela yang pecah dan pintu yang berderit. Meskipun suasananya menakutkan, David merasa semangatnya terbangkit. Ia memasuki rumah melalui pintu depan yang berderit dengan keras.

Di dalam rumah, suasana semakin mencekam. Debu menutupi setiap permukaan, dan udara terasa berat dengan bau lembap. David mematikan lampunya dan hanya mengandalkan cahaya senter untuk menerangi jalan. Setiap langkahnya disertai oleh bunyi berderak dari lantai kayu yang rapuh.

Saat David menjelajahi ruangan demi ruangan, ia menemukan foto-foto keluarga yang telah lama pudar, dan barang-barang rumah tangga yang terlupakan. Namun, yang paling mencolok adalah sebuah lukisan besar di ruang tamu yang menggambarkan sekelompok orang dalam suasana gelap dan suram. Salah satu wajah di lukisan itu tampak sangat familiar—seakan melihat langsung ke dalam jiwa David.

Rasa penasaran David memuncak. Ia terus berjalan ke lantai atas dan menemukan kamar tidur yang dibiarkan dalam keadaan yang sangat buruk. Di atas tempat tidur tua yang penuh debu, ada sebuah buku catatan tua. David membuka buku itu dan menemukan tulisan tangan yang tidak teratur, penuh dengan kalimat yang tampaknya tidak masuk akal.

Tulisan-tulisan itu bercerita tentang seseorang yang terjebak dalam rumah dan tidak bisa keluar. Setiap halaman menceritakan tentang pengalaman mengerikan dan mimpi buruk yang menjadi kenyataan. David merasa merinding saat membaca catatan terakhir yang menyebutkan tentang “bayangan yang akan datang saat malam tiba.”

Saat David menutup buku, dia merasakan suhu di ruangan menjadi dingin secara mendalam. Tiba-tiba, lampu senter yang digunakannya mati, dan ruangan itu tenggelam dalam kegelapan total. David berusaha menyalakan lampunya kembali, tetapi tidak berhasil. Dengan hati berdebar, ia merasa seolah ada sesuatu yang bergerak di sekelilingnya.

Dalam kegelapan, David mendengar suara bisikan yang lembut namun mengerikan. Suara itu terdengar seperti ada seseorang yang berbisik di telinganya, namun saat dia menoleh, tidak ada seorang pun di sana. Suara itu terus bergema, semakin keras, seolah mencoba untuk mengungkapkan sesuatu yang mengerikan.

David merasakan ketakutan yang mendalam. Ia berlari ke pintu kamar tidur, hanya untuk menemukan bahwa pintu itu terkunci dengan kuat. Dengan panik, ia mencoba membuka pintu dan akhirnya berhasil meloloskan dirinya ke koridor. Namun, suasana rumah semakin menakutkan, dengan suara-suara aneh dan bayangan yang bergerak di sudut-sudut gelap.

David turun ke lantai bawah dengan cepat, mencari jalan keluar. Namun, di setiap belokan, ia merasa seperti rumah itu tidak pernah berakhir. Ruangan-ruangan tampaknya berubah bentuk, dan setiap langkahnya seakan membuatnya semakin terperangkap.

Akhirnya, David mencapai pintu depan, tetapi pintu itu juga tertutup rapat. Dengan tenaga terakhirnya, ia merobek pintu dan keluar dari rumah tua itu. Dia berlari menjauh, napasnya terengah-engah dan hati berdebar. Dia tidak berhenti sampai ia berada di luar jangkauan rumah tua yang menyeramkan itu.

Keesokan harinya, David kembali ke rumahnya dengan hati berdebar. Dia merasa seperti baru saja mengalami mimpi buruk yang sangat nyata. Saat dia memeriksa buku catatan yang dibawanya, dia menemukan catatan terakhir yang baru saja ditulis—seolah seseorang telah menambahkan tulisan baru setelah dia meninggalkan rumah.

Tulisan itu berbunyi: “Kau telah melihat apa yang seharusnya tidak kau lihat. Sekarang, bayangan-bayangan ini akan selalu mengikuti, hingga kau mengerti kegelapan kami.”

David menyadari bahwa kunjungannya ke rumah tua itu tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga membuka pintu menuju sesuatu yang lebih gelap. Dan sejak saat itu, dia merasa bahwa bayangan-bayangan dari rumah tua itu selalu mengikutinya, bahkan di dalam mimpinya.

By Grachia M

Lihat Juga Karya Tulis Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *