Waspada Virus Cacar Monyet (Monkeypox), Kenali Gejalanya!

Setelah melewati pandemi Covid-19, muncul kembali virus menular lain yang saat ini terkenal dengan istilah Virus cacar monyet atau Monkeypox. Virus ini bukan sembarang virus biasa, karena cukup mendapatkan perhatian dari dunia kesehatan global dengan kasus yang meningkat dengan cepat. Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia atau WHO bahkan telah menetapkan cacar monyet atau Monkeypox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMD).

Sebenarnya Apa Itu Cacar Monyet ?

Cacar monyet atau Monkey pox awalnya ditemukan pada monyet dan terjadi penularan pada manusia. Penularan ini bisa terjadi jika adanya kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi ataupun dari pernapasan orang yang terinfeksi. Virus ini berasal dari keluarga Poxviridae genus Orthopoxvirus dan pertama kali ditemukan tahun 1958 di Denmark dengan dua kasus pertama pada monyet yang dipelihara.

Virus cacar monyet bahkan bisa menular lewat gigitan atau cakaran hewan yang terjangkit dan terinfeksi. Terutama ketika terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau bahan yang menyentuh cairan tubuh atau luka. Virus ini juga menyebar dari ibu hamil ke janin melalui adanya kontak langsung dari kulit ke kulit saat melahirkan, atau dari orang tua yang terjangkit virus ke anak bayi selama ada kontak erat.

Infeksi tanpa gejala telah dilaporkan, namun belum ada kejelasan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Meskipun potongan DNA dari virus cacar monyet telah ditemukan dalam air mani, namun belum diketahui secara pasti bagaimana infeksi cacar monyet bisa menyebar melalui air mani, cairan vagina, cairan ketuban, ASI ataupun darah

Apa Saja Sih Gejala Cacar Monyet ?

Kasus penularan wabah cacar monyet cukup tinggi akhir – akhir ini, sehingga kita harus waspada terhadap gejala yang muncul. Orang yang lebih berisiko tinggi untuk tertular penyakit ini termasuk anak – anak, ibu hamil, dan orang dengan riwayat autoimun. Gejala cacar monyet biasanya berupa demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening (leher, ketiak, atau selangkangan), sakit punggung, lemas, dan ruam atau lesi pada kulit.

Ruam pada penderita cacar monyet biasanya akan dimulai dalam satu hingga tiga hari sejak demam berlangsung. Awalnya ruam akan berupa bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian akan mengeras atau keropeng, lalu rontok dengan sendirinya. Jumlah ruam kulit cacar monyet jumlahnya mulai dari beberapa hingga ribuan pada setiap orang.

Ruam atau luka cacar akan cenderung lebih banyak pada bagian wajah, telapak tangan, dan telapak kaki. Ruam juga bisa ditemukan di mulut, mata, hingga alat kelamin sehingga sering disalahartikan sebagai sifilis atau herpes. Gejala cacar monyet biasanya berlangsung antara 2 hingga 4 minggu dan akan sembuh dengan sendirinya.

Namun yang ditakutkan pada beberapa orang, dapat menyebabkan terjadinya kompilasi medis dan kematian. Penderita yang memiliki riwayat autoimun akan lebih berisiko mengalami gejala yang lebih serius. Pada siapapun yang telah melalukan kontak baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan penderita cacar monyet, diharapkan untuk mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dan meminta pertolongan tenaga medis.

Apa Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Biasa?

Bagaimana Cara Pengobatan ?

Pengobatan yang dilakukan hanya bersifat untuk menghilangkan gejala cacar monyet yang menganggu penderita.

Lakukan Ini Untuk Cegah Cacar Monyet